Your Ad Here

Rabu, 25 Agustus 2010

Sang Juara

“Lahir sebagai Pemenang, hiduplah dalam Kemenangan.”

Pada akhirnya satu hal yang perlu Anda sadari adalah kita semua lahir ke dunia dengan predikat yang sama yaitu sebagai “Sang Juara.”

Perjalanan hidup kita dimulai saat Tuhan “menciptakan” kita melalui perantaraan orangtua kita, yang menyalurkan sekitar 200.000.000 - 400.000.000 sperma dengan misi satu kali jalan yaitu menemukan ovum (telur) di rahim Ibu.

Jika dibandingkan dengan ukuran manusia, perjalanan sperma dalam rahim ibu kita sampai bertemu dengan ovum atau sel telor setara dengan perjalanan seorang manusia dewasa yang menempuh jarak 9 mil dengan menyusuri terowongan yang banyak jebakannya. Sebagian besar sperma akan tersesat, kelelahan, dan gugur dalam perjalanan. Hanya beberapa ratus yang bisa mencapai daerah sekitar indung telur. Dan pada akhirnya, umumnya hanya satu sperma yang bisa membuahi ovum. Setelah itu, kulit ovum menjadi keras sehingga sperma yang lain tidak bisa masuk dan gugur. Jadi, sejak di dalam kandungan orangtua, kita sudah menjadi sang juara di antara “400 juta saudara sperma” yang lain yang sudah gugur.

Namun kita kadang sering tidak percaya bahwa kita adalah sang juara. Kita sering merasa bahwa dilahirkan tanpa potensi. Setiap manusia memiliki potensi menjadi juara, sekalipun memiliki kekurangan namun jika kita telah lahir di dunia kita adalah juara.

Oom Liem juara pengusaha. Sebelum menjadi pengusaha sukses Oom Liem memiliki keyakinan bahwa dia bisa sukses meskipun awalnya tidak memiliki apa-apa.

Jika Tukul Arwana cepat menilai bahwa muka dia ‘muka sial’ karena sering diejek orang maka tidak mungkin sekarang Tukul kini menjadi jutawan karena potensi melawaknya. Atau Thomas Alva Edison meskipun diejek guru nya sebagai anak idiot saat di Sekolah Dasar,namun dia yakin bahwa dia adalah orang sukses dan terbukti dengan penemuan lampu pijarnya.

Nah, apakah ada alasan bahwa kita bukan sang juara? Mereka-mereka yang sukses kebanyakan menggunakan kekurangan diri sebagai pendorong menuju kesuksesan seperti sperma kecil yang tetap terus berenang agar dapat mencapai indung telur kehidupan. Jadilah sang juara yang dapat bermakna untuk masyarakat bukan merugikan masyarakat. Semuanya mulai dari anda sendiri. Satu langkah pertama dan sekarang juga!

Kamis, 12 Agustus 2010

Sukses Adalah Pilihan

“Tuhan tidak pernah bertanya kepada seseorang apakah dia akan menerima hidupnya. Ini bukan pilihan. Anda harus menerimanya. Satu-satunya yang bisa dipilih adalah bagaimana menjalaninya.”
-Henry Ward Beecher-

Mengapa manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan lainnya ? Salah satunya adalah karena manusia memiliki kebebasan hati untuk memilih jalan kehidupannya. Manusia
memiliki kemerdekaan hati untuk mengarahkan pilihan jalan hidupnya. Kemerdekaan dan kebebasan hati inilah yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

Sesungguhnya dihadapan setiap manusia telah terbentang dua pilihan jalan kehidupan. Manusia diberikan kebebasan sepenuhnya untuk memilih, apakah kita akan memilih jalan keberhasilan atau kegagalan, memilih jalan kehidupan positif atau kehidupan negatif, memilih memiliki motivasi tinggi atau dikendalikan kemalasan, memiliki keberanian atau ketakutan, dan lain-lain. Kita sendirilah yang menjadi penguasa hati kita sendiri.

Cara kita menggunakan kebebasan untuk memilih akan sangat menentukan kehidupan kita karena setiap pilihan yang kita ambil pasti akan mendatangkan resiko. Jika kita terlalu banyak makan, maka kita mengambil pilihan untuk kelebihan berat badan. Jika kita terlalu boros maka kita mengambil pilihan untuk menjadi bokek. Jika kita malas belajar maka kita mengambil pilihan untuk tidak naik kelas. Jika Anda minum alkohol dan mengemudikan kendaraan, maka Anda membuat pilihan menghadapi resiko tewas atau menewaskan orang lain karena menyebabkan kecelakaan. Bila kita menyakiti orang, kita memilih balasan untuk disakiti. Bila kita tidak memperhatikan orang lain, maka kita memilih untuk tidak diperhatikan oleh orang lain.

Pilihan mengandung resiko. Kita bebas untuk menetapkan pilihan, tetapi setelah kita memilih, pilihan itu akan mengendalikan kita. Kita memiliki pilihan yang sama untuk tidak sama. Kitalah yang memilih. Hidup ini dapat dibandingkan dengan pembuat tembikar yang membentuk tanah liat menjadi apa pun yang ia inginkan. Demikian pula, kita dapat membentuk hidup kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.

Sukses adalah pilihan. Jika kita memilih untuk hidup sukses dan bahagia tentu saja ada harga yang harus kita bayar yaitu kerja keras, kesungguhan, kedisplinan, pantang menyerah, selalu belajar dan belajar, penuh kesabaran, dan ketekunan dalam berjuang.

Sebaliknya jika kita memilih untuk gagal, kitapun akan membayar harganya yaitu kemunduran, kepahitan, penderitaan, depresi, kekalutan, dan sebagainya.

Mengubah pilihan berarti mengubah hidup Anda. Oleh sebab itu beranilah memilih yang terbaik untuk menjadi yang terbaik, jika tidak maka nasib Anda yang akan menjadi taruhannya. Setiap pilihan mengandung resiko, karena setiap pilihan memiliki resiko maka janganlah takut untuk berani memilih hal-hal positif dan hal-hal yang luar biasa dalam kehidupan. Janganlah takut mengambil resiko karena resiko tidak semestinya bahaya dan menghancurkan. Justru manusia yang berani mengambil risiko,dialah yang akan menjadi besar.

Kamis, 05 Agustus 2010

Fokus Pada Titik Kekuatan

“Kesuksesan adalah hasil melakukan apa yang ingin kau lakukan. Tidak ada cara lain untuk menjadi sukses.”
-Malcolm S. Forbes-
Penerbit majalah Forbes

Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap kita mempunyai kekuatan tapi juga mempunyai kelemahan. Kekuatan kita adalah hal-hal yang dapat kita lakukan dengan sangat baik dan membuat kita bergairah. Melakukan hal itu sangat mudah bagi kita dan sangat menyenangkan. Kekuatan kita memberitahukan kepada kita mana yang bisa kita lakukan dengan baik dan mana yang sulit kita lakukan.

Karena kita mempunyai kekuatan dan juga kelemahan, ini berarti kita tidak bisa melakukan semua hal dengan sama baiknya. Kalau kita mau maksimal maka kita perlu fokus untuk mengembangkan kekuatan kita. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang yang sukses, mereka berfokus untuk terus mengembangkan kekuatan mereka dan mendelegasikan semua yang lainnya.

Beberapa tahun yang lalu, seorang reporter bertanya kepada seorang pelatih tim pingpong Cina mengenai bagaimana tim tersebut berlatih. Pelatih tim tersebut mengatakan bahwa mereka meluangkan paling tidak delapan jam setiap hari untuk melatih titik-titik kekuatan mereka. Latihan sejenis ini meningkatkan kekuatan sampai titik maksimumnya dan kekuatan-kekuatan tersebut mengkompensasi kekurangan-kekurangan mereka.

Dia memberi contoh lebih lanjut tentang salah satu pemain yang memukul bola dengan pukulan forehand. Pemain tersebut tidak mempunyai pukulan backhand yang baik, maka dia hanya menggunakan forehandnya dengan begitu efektifnya sehingga tidak dapat dikalahkan.

Ilustrasi sederhana ini merupakan pengingat hebat untuk menerapkan hal yang sama dalam memaksimalkan kekuatan-kekuatan kita di setiap sektor kehidupan. Galilah kekuatan Anda dan hiduplah di dalamnya maka kesuksesan akan menjadi milik Anda.

Kamis, 29 Juli 2010

Dunia Yang Berkelimpahan

“Saya sudah belajar bahwa seluruh dunia ini disediakan untuk saya...dan jika saya berasumsi bahwa saya tidak akan mendapatkan apa pun, maka sudah pasti saya tidak akan mendapatkan apa-apa.”
-Paul J. Meyer-

“Kemalangan memunculkan orang jenius, tetapi kemakmuran justru menyembunyikannya.”
-Horace-

“Pikiran yang sudah terentang oleh suatu gagasan baru, tak akan pernah lagi kembali kepada dimensi awalnya.”
-Oliver Wendell Holmes-

“Sampai engkau melakukan sesuatu yang di luar apa yang sudah kau kuasai, engkau tidak akan pernah bertumbuh.”
-Ralph Waldo Emerson-

“Jadikan hidupmu sebagai lagu yang tak terlupakan, lukisan yang warna-warninya melompat keluar dari kanvas, dan cerita terhebat yang pernah dikisahkan.”
-Gina Chong Yo-

“Masa depan menjadi milik orang-orang yang meyakini indahnya mimpi-mimpi mereka.”
-Eleanor Roosevelt-

“Orang seharusnya tidak boleh menganggap materi yang dipunyainya sebagai milik pribadi, tetapi sebagai milik bersama, sehingga tanpa ragu bersedia berbagi ketika orang lain membutuhkannya.”
-Thomas Aquinas-

“Tuhan, tolong agar aku boleh mengharap lebih dari yang dapat kucapai.”
-Micheangelo-

“Warisan Anda tergantung kepada diri Anda...Hanya Anda sendiri yang dapat mengubah mimpi-mimpi Anda menjadi kenyataan.”
-Paul J. Meyer-

Rabu, 28 Juli 2010

Kacamata Kuda Kesuksesan


Kaku adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar “Kuda Perkasa” padanya. Disingkat “kuper”, hehehe.

Sayangnya, perilaku Kaku tidak sehebat kemampuannya. Karena merasa dirinya yang paling jago, ia menjadi sombong dan sering menganggap remeh orang binatang lain. Tabiat buruknya yang lain adalah selalu ingin dipuja. Itu sebabnya ia iri 1/2 mati terhadap Horas.

Ya, Horas adalah kuda gemuk yang cenderung pendiam. Walaupun begitu, penghuni hutan lainnya senang kepadanya karena ia suka menolong dan ramah. Berbeda 180 derajat dengan Kaku.

Suatu hari Kaku pun mendatangi Horas yang sedang makan rumput di pinggir sungai.

“Hei Horas, ayo kita berlomba mengelilingi bukit timur itu”, tantang Kaku tanpa berbasa-basi. “Aku ingin tahu, siapa diantara kita yang paling hebat”.

Horas menoleh dengan santai ke arah Kaku.

“Buat apa ah”, jawabnya, “Kan sudah jelas, kamulah kuda paling hebat di hutan ini. Aku jelas gak mungkin menang melawanmu.”

“Tidak peduli!”, tukas Kaku. Kasar. “Pokoknya aku ingin kita bertanding. Kalau tidak, aku akan hancurkan rumah kayu milik Bu Beri Berang-berang yang kamu buat untuknya bulan lalu.”

Horas tertegun. Ingatannya melayang ke Bu Beri. Badannya yang sudah tua. Bulu-bulunya yang mulai memutih. Tongkat penyangga jalannya.

“Baiklah”, ujarnya sambil mengangguk lirih. “Kapan kita bertanding?”

Kaku menjawab sambil tersenyum sinis, “Besok sore.”

Malamnya Kaku mulai membayangkan dirinya yang tengah berlari di bukit timur dengan gagah. Bulunya yang hitam berkilauan terkena cahaya matahari sunset. Kakinya yang kokoh menapak mantap di atas tanah bukit timur yang berbatuan menimbulkan suara yang keras.

Ketepok. Ketepok. Ketepok.

Mendadak ia terkikik. Ia membayangkan Horas yang gemuk berlari dengan terengah-engah menaiki bukit dan akhirnya tersungkur kecapekan.

“Kemenangan sudah jelas ada di tanganku.”, batin Kaku. “Apabila aku menang, penduduk hutan akan makin menyadari bahwa aku lah kuda terhebat di sini. Popularitasku pasti akan jauh melebihi Horas. Sekarang aku harus cari cara agar aku tampak keren di hadapan mereka saat masuk ke garis finish.”

Ia berpikir. Tiba-tiba ia teringat pada majalah mingguan “Kueren” yang ia beli minggu lalu. Kaku pun mengambil majalah tersebut dari laci lemarinya dan mulai membuka lembar demi lembar. Sampai akhirnya…

“Ini dia!!!”, teriak Kaku sambil menunjukkan jarinya tangannya ke sebuah iklan tentang kacamata hitam. “Dengan ini aku pasti akan tambah cool di depan warga hutan”.

Keesokan harinya, Kaku menyempatkan diri untuk pergi ke mall dan membeli kacamata hitam yang paling mentereng. Setelah bersiap dengan menggunakan tapal kudanya yang berbalut emas, ia pun bergegas menuju ke bukit timur, tempat ia akan bertanding dengan Horas.
Sesampainya di sana, tampak Horas sedang berbincang riang dengan teman-temannya. Ada Kuri si Kura-Kura, Nur si burung Nuri, dan bu Beri Berang-Berang. Warga hutan lainnya pun berjejer di sepanjang jalur, bersiap untuk menyaksikan lomba antara Horas dan Kaku.

“Ayo segera kita mulai”, kata Kaku sembari memakai kacamata hitamnya yang baru.

Horas memandang Kaku dengan wajah aneh. Perhatiannya tertuju pada kacamata hitam Kaku dan label harganya yang entah sengaja atau tidak, lupa dicopotnya.

Namun Horas tidak berkata apa-apa. Sebaliknya, ia meminta Nur untuk membantu memasangkan kacamata kudanya yang sudah agak butut.

Kedua kuda itu pun bersiap di garis Start. Pak Hori Harimau yang bertugas sebagai penjaga garis melambai-lambaikan bendera putih di depan mereka. Dalam hitungan ketiga, ia menurunkan bendera dengan bersemangat sambil berteriak lantang, “Mulai!!!”

Kaku langsung melesat. Julukannya sebagai “Kuda Perkasa” memang bukan main-main. Dalam hitungan detik, ia sudah tidak tampak di balik bukit. Sebaliknya, Horas melaju dengan sambil menjaga kecepatan dan staminanya. Ia sadari bahwa dalam urusan keduanya, ia bukan tandingan Kaku, oleh karena itu ia harus berhati-hati dan tidak boleh gegabah.

Kaku yang jauh memimpin di depan tertawa lebar-lebar sambil terus memacu kecepatannya. Ia sudah tidak kuasa lagi membayangkan kemenangannya. Di hadapannya sudah tampak Bukit Curam, bukit terakhir dari deretan Bukit Timur.

Bukit Curam terkenal sebagai bukit paling berbahaya di daerah itu. Berbatu dan memiliki sudut tanjakan yang sempit. Siapa saja yang tidak berhati-hati pasti akan celaka. Di sisi lain, pemandangan dari atas Bukit Curam cukup indah. Dari sana terlihat jelas pemandangan hutan serta danau Leka yang luas dan banyak ikannya. Warga hutan sering berkumpul di danau tersebut, baik untuk mandi maupun sekedar untuk bersantai dan bersosialisasi.

Beberapa langkah menuruni Bukit Curam, perhatian Kaku terpecah. Di bawah, tampak Kutik, kuda betina yang jadi incarannya sejak masa sekolah dulu, sedang mematut-matut tubuhnya di hamparan air danau yang jernih. Tidak lagi konsentrasi terhadap jalan di depannya, kaki kanan Kaku tanpa sengaja menabrak sebuah batu yang cukup besar.

Kaku oleng. Ia terjungkal dan menggelinding ke sisi kiri bukit sebelum akhirnya mencapai garis finish barunya di sebuah kubangan tepat di samping Kutik yang melongo melihat adegan akrobat gratis.

Byurrrrr.

Sejurus kemudian, Kutik tertawa terbahak-bahak. ROTGLOL. Tanpa mempedulikan Kaku yang kesakitan setelah terguling-guling di bukit berbatu. Tanpa mempedulikan wajah Kaku yang merah padam. Tanpa mempedulikan kacamata hitam Kaku yang patah. Tanpa mempedulikan perasaan Kaku yang bingung antara menahan sakit dengan menahan malu.

Saat ia mencoba untuk berdiri (dengan diiringi tawa Kutik yang masih berkesinambungan), terdengar sorak sorai warga hutan. Rupanya Horas telah tiba di garis finish. Agak terengah-engah, tapi setidaknya ia sampai ke tujuan dengan berlari, bukan dengan menggelinding.

Dari kejauhan, ia menatap Kaku (yang masih mencoba berdiri) dan Kutik (yang masih terus tertawa). Horas juga suka pada Kutik dan ia mungkin akan melakukan kesalahan yang sama seperti Kaku seandainya ia tidak menggunakan kacamata kudanya. Ya, kacamata itulah yang membantunya untuk tetap berkonsentrasi sepanjang lomba.
Horas mengangkat kaki kanannya, ingin berjalan ke arah Kaku. Tapi kawan-kawan dan penghuni hutan lainnya mulai mengerubunginya, sibuk memberinya selamat dan memintanya bercerita tentang perasaannya. Akhirnya Horas pun membatalkan niatnya untuk membantu Kaku.

“Semoga ia baik-baik saja”, gumamnya.

Cerita ini mempunyai pesan sederhana yang mungkin kita lewatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
Kita membutuhkan “kacamata kuda kesuksesan" dalam hidup ini. Pada saat kita mengenakan kacamata kuda kesuksesan ini berarti kita:
- Tidak menengok ke kanan atau ke kiri,
- Tidak melihat ke atas atau ke bawah,
- Tetapi menatap ke depan saja.

Kita mengembangkan kapasitas untuk mengabaikan distraksi. Dalam perjalanan untuk mewujudkan impian kita, kita akan mengalami begitu banyak tantangan. Sering kali kebanyakan orang akhirnya menyerah karena mereka sangat terganggu dengan tantangan-tantangan yang ada dan membuat mereka lupa pada impian mereka. Sehingga kita sangat membutuhkan “kacamata kuda kesuksesan” yang membuat mata kita tetap tertuju kepada impian kita.

“Ketika kita fokus dengan impian kita ada kekuatan yang akan membawa kita kepada impian tersebut”

Senin, 26 Juli 2010

Tabur Tuai

Apa yang kita yang kita beri itu juga yang akan kita terima. Ingat tentang hukum tabur tuai, bila kita memberi kita juga akan menerima dari apa yang telah kita taburkan. Bila kita menabur kebaikan kita pasti juga menuai kebaikan dan sebaliknya kalau kita menabur kejahatan maka kita juga pasti akan menuai kejahatan. Berikut saya ingin membagikan beberapa kisah yang membuktikan bagaimana hukum tabur tuai berlaku dalam kehidupan kita:

1. Seorang pengemudi taksi di Inggris mendapat warisan 250.000 pound sterling atau lebih dari Rp 3 miliar dari salah seorang penumpang langganannya. Selama 20 tahun Don Pratt, sopir taksi itu, dan istrinya Gill mengantar-jemput Mary Watson ke dan dari toko, tempat praktik dokter dan tujuan-tujuan lain di kawasan Newquay tempat dia tinggal.

Sepuluh tahun silam Ny. Mary Watson pindah ke tempat lain dan meninggal pada usia 86 tahun bulan Desember 2009, meninggalkan kekayaan, termasuk sebuah rumah kecil dan tabungan senilai £250,000. Don Pratt, 65 tahun, sendiri telah menjual perusahaan jasa taksi miliknya dan pensiun. Ny. Mary Watson menjadi langganan jasa Don’s Cabs setelah Don Pratt menawarkan untuk mengantarkan barang belanjaannya ke rumahnya. Pratt mengatakan: “Saya selalu mencoba membantu orang tua, sebab suatu hari kelak anda sendiri akan memerlukan bantuan semacam itu,’ demikian alasannya.

Menurut Pratt, Mary Watson selalu memberikan tip dan sekitar 12 tahun lalu dia meminta dia menjadi salah seorang saksi ketika wanita tersebut menikah lagi. Ny. Mary Watson belakangan pindah dari Newquay ke Northampton 10 tahun silam, tapi Don Pratt dan istrinya masih sering berhubungan dengan nenek itu sampai sekitar dua tahun sebelum dia meninggal.

“Pengacaranya menghubungi kami untuk memberitahukana bahwa dia memasukkan kami dalam surat wasiatnya,” katanya. Pratt mengatakan dia mula-mula dia tidak yakin wanita itu meninggalkan seluruh uangnya untuk mereka.

2. Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar, tapi dia hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai Gantinya ia minta air.
Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tersebut tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

"Berapa harus kubayar segelas susu ini?" kata anak itu.

"Kau tidak harus membayar apa-apa," jawab si gadis. "Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang ku lakukan."

"Bila demikian, kuucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku."

Howard Kelly (nama si anak kecil tersebut) lalu meninggalkan rumah itu. Ia tidak saja merasa lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Tuhan dan kepercayaannya pada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah. Para dokter setempat merasa kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly. Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada pasien.

Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu dipinggirnya. Tagihan tersebut kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu

Telah dibayar lunas dengan segelas susu.

tertanda
Dr Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati, Terima kasih Tuhan, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia

3. Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

“Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?” tanya sang suami. Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. “Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata.
“Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini.”

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja,” kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda.”

Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.
Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia kesudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

“Itu,” kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola”.
“Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda. “Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Tanam dan taburlah kebaikan dimana saja dan kepada siapa saja, tanpa harus berharap imbalan. Kita tidak perlu terlalu berharap imbalan karena secara otomatis hukum alam akan merespon dengan mengembalikan kebaikan kita secara pasti. Adakah dalam suatu pertandingan olahraga, para pemain yang bertanding bisa memenangkan pertandingan hanya dengan melihat papan score dan berharap angka pada papan tersebut berubah??? Tidak kan!!!! kalau mau memenangkan pertandingan, maka pemain yang bertanding harus mengeluarkan segala kemampuannya, taktik dan strategi yang terbaik maka papan nilai akan berubah menyesuaikan dengan scorenya.

Jadi kita tidak perlu berharap, karena imbalan yang akan kita peroleh akan menyesuaikannya secara otomatis. Ingat : Pemberi terbaik biasanya juga adalah penerima terbaik.

GIVING THE BEST RECEIVE THE BEST!!!

Kamis, 22 Juli 2010

Mengapa Elang Terbang, Kalkun Mengepak???

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang : "Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas : "Kedengarannya ide yang bagus". Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata : "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya : "Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab : "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan". Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani. Sapi menjawab : "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah bingung : "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?". Sapi menjawab : "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang : "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."
Elang juga goyah dengan pengalaman ini : "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan Selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja.Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanksgiving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda...Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi.

Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus...
(Pepatah Kuno)