Your Ad Here

Rabu, 15 April 2009

Be Do Have

Sebagian besar orang mengukur keberhargaan diri mereka dari apa yang mereka miliki (have). Banyak orang merasa dirinya berharga kalau:
1. Mempunyai rumah mewah
2. Mempunyai mobil mewah
3. Mempunyai kedudukan tinggi
4. Mempunyai pendidikan tinggi
5. Mempunyai prestasi, dll.

Akibatnya banyak orang menghabiskan sebagian besar waktu dan tenaganya hanya untuk mengejar (do) hal-hal yang di sebut di atas. Mereka percaya kalau mereka bisa mendapatkannya (have) maka mereka pasti akan bahagia (be). Mereka ini adalah orang-orang yang mempunyai pola Have (aku menginginkannya) Do (aku mengerjakannya) Be (aku menjadi yang seperti kuinginkan).

Tetapi bagaimana dengan faktanya? Fakta membuktikan orang-orang tetap tidak bahagia walaupun mempunyai rumah mewah, mobil mewah, kedudukan tinggi, pendidikan tinggi, bahkan harta yang banyak sekalipun. Di sekeliling kita banyak sekali orang-orang yang kita anggap sebagai orang sukses justru tidak bahagia, ada yang keluarganya berantakan, ada yang anaknya kena narkoba, ada yang setiap tidur harus minum obat tidur. Orang-orang ini justru hidupnya dipenuhi dengan ketakutan, kekawatiran, kesendirian, dan kesedihan.

Jadi kita dapat melihat bahwa kepemilikan tidak akan pernah bisa menjamin kebahagiaan. Kebahagiaan tidak didapat melalui rumah mewah, mobil mewah atau harta benda lainnya.

Orang-orang tidak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiaan melalui materi, jabatan, bisnis besar, ketenaran, atau hal-hal yang bersifat duniawi lainnya, karena pada dasarnya kebahagiaan itu ada di dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan adalah keputusan yang kita buat seperti ilustrasi berikut ini:

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi,percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta,masuk ke panti jompo hari ini.

Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, Dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap.

Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, petugas menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing.

Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut. Hal itu tidak ada hubungannya, dia menjawab. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku.

Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur. Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan dibank.

Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa pola yang benar dalam menjalankan hidup ini adalah jadilah bahagia (be) kerjakanlah dengan bahagia (do) maka pasti kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan (have). "Apakah Anda bahagia sekarang?"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar