Your Ad Here

Kamis, 29 Juli 2010

Dunia Yang Berkelimpahan

“Saya sudah belajar bahwa seluruh dunia ini disediakan untuk saya...dan jika saya berasumsi bahwa saya tidak akan mendapatkan apa pun, maka sudah pasti saya tidak akan mendapatkan apa-apa.”
-Paul J. Meyer-

“Kemalangan memunculkan orang jenius, tetapi kemakmuran justru menyembunyikannya.”
-Horace-

“Pikiran yang sudah terentang oleh suatu gagasan baru, tak akan pernah lagi kembali kepada dimensi awalnya.”
-Oliver Wendell Holmes-

“Sampai engkau melakukan sesuatu yang di luar apa yang sudah kau kuasai, engkau tidak akan pernah bertumbuh.”
-Ralph Waldo Emerson-

“Jadikan hidupmu sebagai lagu yang tak terlupakan, lukisan yang warna-warninya melompat keluar dari kanvas, dan cerita terhebat yang pernah dikisahkan.”
-Gina Chong Yo-

“Masa depan menjadi milik orang-orang yang meyakini indahnya mimpi-mimpi mereka.”
-Eleanor Roosevelt-

“Orang seharusnya tidak boleh menganggap materi yang dipunyainya sebagai milik pribadi, tetapi sebagai milik bersama, sehingga tanpa ragu bersedia berbagi ketika orang lain membutuhkannya.”
-Thomas Aquinas-

“Tuhan, tolong agar aku boleh mengharap lebih dari yang dapat kucapai.”
-Micheangelo-

“Warisan Anda tergantung kepada diri Anda...Hanya Anda sendiri yang dapat mengubah mimpi-mimpi Anda menjadi kenyataan.”
-Paul J. Meyer-

Rabu, 28 Juli 2010

Kacamata Kuda Kesuksesan


Kaku adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar “Kuda Perkasa” padanya. Disingkat “kuper”, hehehe.

Sayangnya, perilaku Kaku tidak sehebat kemampuannya. Karena merasa dirinya yang paling jago, ia menjadi sombong dan sering menganggap remeh orang binatang lain. Tabiat buruknya yang lain adalah selalu ingin dipuja. Itu sebabnya ia iri 1/2 mati terhadap Horas.

Ya, Horas adalah kuda gemuk yang cenderung pendiam. Walaupun begitu, penghuni hutan lainnya senang kepadanya karena ia suka menolong dan ramah. Berbeda 180 derajat dengan Kaku.

Suatu hari Kaku pun mendatangi Horas yang sedang makan rumput di pinggir sungai.

“Hei Horas, ayo kita berlomba mengelilingi bukit timur itu”, tantang Kaku tanpa berbasa-basi. “Aku ingin tahu, siapa diantara kita yang paling hebat”.

Horas menoleh dengan santai ke arah Kaku.

“Buat apa ah”, jawabnya, “Kan sudah jelas, kamulah kuda paling hebat di hutan ini. Aku jelas gak mungkin menang melawanmu.”

“Tidak peduli!”, tukas Kaku. Kasar. “Pokoknya aku ingin kita bertanding. Kalau tidak, aku akan hancurkan rumah kayu milik Bu Beri Berang-berang yang kamu buat untuknya bulan lalu.”

Horas tertegun. Ingatannya melayang ke Bu Beri. Badannya yang sudah tua. Bulu-bulunya yang mulai memutih. Tongkat penyangga jalannya.

“Baiklah”, ujarnya sambil mengangguk lirih. “Kapan kita bertanding?”

Kaku menjawab sambil tersenyum sinis, “Besok sore.”

Malamnya Kaku mulai membayangkan dirinya yang tengah berlari di bukit timur dengan gagah. Bulunya yang hitam berkilauan terkena cahaya matahari sunset. Kakinya yang kokoh menapak mantap di atas tanah bukit timur yang berbatuan menimbulkan suara yang keras.

Ketepok. Ketepok. Ketepok.

Mendadak ia terkikik. Ia membayangkan Horas yang gemuk berlari dengan terengah-engah menaiki bukit dan akhirnya tersungkur kecapekan.

“Kemenangan sudah jelas ada di tanganku.”, batin Kaku. “Apabila aku menang, penduduk hutan akan makin menyadari bahwa aku lah kuda terhebat di sini. Popularitasku pasti akan jauh melebihi Horas. Sekarang aku harus cari cara agar aku tampak keren di hadapan mereka saat masuk ke garis finish.”

Ia berpikir. Tiba-tiba ia teringat pada majalah mingguan “Kueren” yang ia beli minggu lalu. Kaku pun mengambil majalah tersebut dari laci lemarinya dan mulai membuka lembar demi lembar. Sampai akhirnya…

“Ini dia!!!”, teriak Kaku sambil menunjukkan jarinya tangannya ke sebuah iklan tentang kacamata hitam. “Dengan ini aku pasti akan tambah cool di depan warga hutan”.

Keesokan harinya, Kaku menyempatkan diri untuk pergi ke mall dan membeli kacamata hitam yang paling mentereng. Setelah bersiap dengan menggunakan tapal kudanya yang berbalut emas, ia pun bergegas menuju ke bukit timur, tempat ia akan bertanding dengan Horas.
Sesampainya di sana, tampak Horas sedang berbincang riang dengan teman-temannya. Ada Kuri si Kura-Kura, Nur si burung Nuri, dan bu Beri Berang-Berang. Warga hutan lainnya pun berjejer di sepanjang jalur, bersiap untuk menyaksikan lomba antara Horas dan Kaku.

“Ayo segera kita mulai”, kata Kaku sembari memakai kacamata hitamnya yang baru.

Horas memandang Kaku dengan wajah aneh. Perhatiannya tertuju pada kacamata hitam Kaku dan label harganya yang entah sengaja atau tidak, lupa dicopotnya.

Namun Horas tidak berkata apa-apa. Sebaliknya, ia meminta Nur untuk membantu memasangkan kacamata kudanya yang sudah agak butut.

Kedua kuda itu pun bersiap di garis Start. Pak Hori Harimau yang bertugas sebagai penjaga garis melambai-lambaikan bendera putih di depan mereka. Dalam hitungan ketiga, ia menurunkan bendera dengan bersemangat sambil berteriak lantang, “Mulai!!!”

Kaku langsung melesat. Julukannya sebagai “Kuda Perkasa” memang bukan main-main. Dalam hitungan detik, ia sudah tidak tampak di balik bukit. Sebaliknya, Horas melaju dengan sambil menjaga kecepatan dan staminanya. Ia sadari bahwa dalam urusan keduanya, ia bukan tandingan Kaku, oleh karena itu ia harus berhati-hati dan tidak boleh gegabah.

Kaku yang jauh memimpin di depan tertawa lebar-lebar sambil terus memacu kecepatannya. Ia sudah tidak kuasa lagi membayangkan kemenangannya. Di hadapannya sudah tampak Bukit Curam, bukit terakhir dari deretan Bukit Timur.

Bukit Curam terkenal sebagai bukit paling berbahaya di daerah itu. Berbatu dan memiliki sudut tanjakan yang sempit. Siapa saja yang tidak berhati-hati pasti akan celaka. Di sisi lain, pemandangan dari atas Bukit Curam cukup indah. Dari sana terlihat jelas pemandangan hutan serta danau Leka yang luas dan banyak ikannya. Warga hutan sering berkumpul di danau tersebut, baik untuk mandi maupun sekedar untuk bersantai dan bersosialisasi.

Beberapa langkah menuruni Bukit Curam, perhatian Kaku terpecah. Di bawah, tampak Kutik, kuda betina yang jadi incarannya sejak masa sekolah dulu, sedang mematut-matut tubuhnya di hamparan air danau yang jernih. Tidak lagi konsentrasi terhadap jalan di depannya, kaki kanan Kaku tanpa sengaja menabrak sebuah batu yang cukup besar.

Kaku oleng. Ia terjungkal dan menggelinding ke sisi kiri bukit sebelum akhirnya mencapai garis finish barunya di sebuah kubangan tepat di samping Kutik yang melongo melihat adegan akrobat gratis.

Byurrrrr.

Sejurus kemudian, Kutik tertawa terbahak-bahak. ROTGLOL. Tanpa mempedulikan Kaku yang kesakitan setelah terguling-guling di bukit berbatu. Tanpa mempedulikan wajah Kaku yang merah padam. Tanpa mempedulikan kacamata hitam Kaku yang patah. Tanpa mempedulikan perasaan Kaku yang bingung antara menahan sakit dengan menahan malu.

Saat ia mencoba untuk berdiri (dengan diiringi tawa Kutik yang masih berkesinambungan), terdengar sorak sorai warga hutan. Rupanya Horas telah tiba di garis finish. Agak terengah-engah, tapi setidaknya ia sampai ke tujuan dengan berlari, bukan dengan menggelinding.

Dari kejauhan, ia menatap Kaku (yang masih mencoba berdiri) dan Kutik (yang masih terus tertawa). Horas juga suka pada Kutik dan ia mungkin akan melakukan kesalahan yang sama seperti Kaku seandainya ia tidak menggunakan kacamata kudanya. Ya, kacamata itulah yang membantunya untuk tetap berkonsentrasi sepanjang lomba.
Horas mengangkat kaki kanannya, ingin berjalan ke arah Kaku. Tapi kawan-kawan dan penghuni hutan lainnya mulai mengerubunginya, sibuk memberinya selamat dan memintanya bercerita tentang perasaannya. Akhirnya Horas pun membatalkan niatnya untuk membantu Kaku.

“Semoga ia baik-baik saja”, gumamnya.

Cerita ini mempunyai pesan sederhana yang mungkin kita lewatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
Kita membutuhkan “kacamata kuda kesuksesan" dalam hidup ini. Pada saat kita mengenakan kacamata kuda kesuksesan ini berarti kita:
- Tidak menengok ke kanan atau ke kiri,
- Tidak melihat ke atas atau ke bawah,
- Tetapi menatap ke depan saja.

Kita mengembangkan kapasitas untuk mengabaikan distraksi. Dalam perjalanan untuk mewujudkan impian kita, kita akan mengalami begitu banyak tantangan. Sering kali kebanyakan orang akhirnya menyerah karena mereka sangat terganggu dengan tantangan-tantangan yang ada dan membuat mereka lupa pada impian mereka. Sehingga kita sangat membutuhkan “kacamata kuda kesuksesan” yang membuat mata kita tetap tertuju kepada impian kita.

“Ketika kita fokus dengan impian kita ada kekuatan yang akan membawa kita kepada impian tersebut”

Senin, 26 Juli 2010

Tabur Tuai

Apa yang kita yang kita beri itu juga yang akan kita terima. Ingat tentang hukum tabur tuai, bila kita memberi kita juga akan menerima dari apa yang telah kita taburkan. Bila kita menabur kebaikan kita pasti juga menuai kebaikan dan sebaliknya kalau kita menabur kejahatan maka kita juga pasti akan menuai kejahatan. Berikut saya ingin membagikan beberapa kisah yang membuktikan bagaimana hukum tabur tuai berlaku dalam kehidupan kita:

1. Seorang pengemudi taksi di Inggris mendapat warisan 250.000 pound sterling atau lebih dari Rp 3 miliar dari salah seorang penumpang langganannya. Selama 20 tahun Don Pratt, sopir taksi itu, dan istrinya Gill mengantar-jemput Mary Watson ke dan dari toko, tempat praktik dokter dan tujuan-tujuan lain di kawasan Newquay tempat dia tinggal.

Sepuluh tahun silam Ny. Mary Watson pindah ke tempat lain dan meninggal pada usia 86 tahun bulan Desember 2009, meninggalkan kekayaan, termasuk sebuah rumah kecil dan tabungan senilai £250,000. Don Pratt, 65 tahun, sendiri telah menjual perusahaan jasa taksi miliknya dan pensiun. Ny. Mary Watson menjadi langganan jasa Don’s Cabs setelah Don Pratt menawarkan untuk mengantarkan barang belanjaannya ke rumahnya. Pratt mengatakan: “Saya selalu mencoba membantu orang tua, sebab suatu hari kelak anda sendiri akan memerlukan bantuan semacam itu,’ demikian alasannya.

Menurut Pratt, Mary Watson selalu memberikan tip dan sekitar 12 tahun lalu dia meminta dia menjadi salah seorang saksi ketika wanita tersebut menikah lagi. Ny. Mary Watson belakangan pindah dari Newquay ke Northampton 10 tahun silam, tapi Don Pratt dan istrinya masih sering berhubungan dengan nenek itu sampai sekitar dua tahun sebelum dia meninggal.

“Pengacaranya menghubungi kami untuk memberitahukana bahwa dia memasukkan kami dalam surat wasiatnya,” katanya. Pratt mengatakan dia mula-mula dia tidak yakin wanita itu meninggalkan seluruh uangnya untuk mereka.

2. Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar, tapi dia hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai Gantinya ia minta air.
Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tersebut tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

"Berapa harus kubayar segelas susu ini?" kata anak itu.

"Kau tidak harus membayar apa-apa," jawab si gadis. "Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang ku lakukan."

"Bila demikian, kuucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku."

Howard Kelly (nama si anak kecil tersebut) lalu meninggalkan rumah itu. Ia tidak saja merasa lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Tuhan dan kepercayaannya pada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah. Para dokter setempat merasa kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly. Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada pasien.

Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu dipinggirnya. Tagihan tersebut kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu

Telah dibayar lunas dengan segelas susu.

tertanda
Dr Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati, Terima kasih Tuhan, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia

3. Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

“Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?” tanya sang suami. Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. “Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata.
“Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini.”

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja,” kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda.”

Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.
Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia kesudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

“Itu,” kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola”.
“Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda. “Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Tanam dan taburlah kebaikan dimana saja dan kepada siapa saja, tanpa harus berharap imbalan. Kita tidak perlu terlalu berharap imbalan karena secara otomatis hukum alam akan merespon dengan mengembalikan kebaikan kita secara pasti. Adakah dalam suatu pertandingan olahraga, para pemain yang bertanding bisa memenangkan pertandingan hanya dengan melihat papan score dan berharap angka pada papan tersebut berubah??? Tidak kan!!!! kalau mau memenangkan pertandingan, maka pemain yang bertanding harus mengeluarkan segala kemampuannya, taktik dan strategi yang terbaik maka papan nilai akan berubah menyesuaikan dengan scorenya.

Jadi kita tidak perlu berharap, karena imbalan yang akan kita peroleh akan menyesuaikannya secara otomatis. Ingat : Pemberi terbaik biasanya juga adalah penerima terbaik.

GIVING THE BEST RECEIVE THE BEST!!!

Kamis, 22 Juli 2010

Mengapa Elang Terbang, Kalkun Mengepak???

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang : "Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas : "Kedengarannya ide yang bagus". Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata : "Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini".

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya : "Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?". Sapi menjawab : "Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan". Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani. Sapi menjawab : "Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah bingung : "Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?". Sapi menjawab : "Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang : "Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup."
Elang juga goyah dengan pengalaman ini : "Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik".Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan Selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja.Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanksgiving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda...Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi.

Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus...
(Pepatah Kuno)

Rabu, 07 Juli 2010

Bertanggung jawab 100%


Setiap orang menginginkan hasil yang baik dalam hidup ini. Namun demikian terkadang hidup memberikan kepada kita hasil yang sebaliknya, contoh:
- Kita ingin sukses berkarir namun kemudian kita justru kehilangan pekerjaan kita karena krisis ekonomi
- Kita ingin sukses berumahtangga tapi justru pasangan kita tidak pernah mau mengerti tentang kita
- Kita ingin sukses berbisnis tapi ternyata partner kita menipu kita
- Kita ingin mempunyai pendidikan yang tinggi namun karena kondisi ekonomi keluarga maka kita tidak bisa menyelesaikan pendidikan kita
- Kita sudah bekerja keras tapi kita tidak mendapatkan kenaikan penghasilan seperti yang kita harapkan
- Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.

Dari contoh-contoh di atas kita bisa melihat bahwa bukannya kita tidak ingin mendapatkan hasil yang baik namun seringkali ada faktor-faktor di luar yang seakan-akan membuat kita tidak mendapatkan hasil yang kita inginkan. Oleh sebab itu dalam banyak kesempatan ketika kita tidak mendapatkan hasil sesuai yang kita inginkan maka mudah sekali untuk kita menyalahkan, membuat alasan, dan membenarkan diri kita.

Ada sebuah cerita menarik yang terjadi di sebuah perusahaan yang menjual makanan anjing. Suatu ketika manager penjualan mengumpulkan seluruh armada penjualannya untuk melakukan evaluasi penjualan. Kemudian manager tersebut bertanya kepada armada penjualannya, “Siapa yang mempunyai kualitas terbaik di negara ini?” Serempak mereka menjawab dengan penuh semangat, “Kita!” Manager bertanya lagi, “Siapa yang mempunyai kemasan terbaik?” Kembali seisi ruangan menjawab kompak ,”Kita!” Kemudian sang Manager bertanya lagi .”Siapa yang mempunyai armada penjualan terbaik?” Mereka menjawab dengan lebih semangat ,”Pasti Kita!” “Lalu kalau begitu kenapa posisi perusahaan kita hanya ada di posisi ke-20 dari 20 perusahaan yang menjual makanan anjing di negara ini?” tanya Manager kepada armada penjualannya. Tiba-tiba seisi ruangan menjadi hening. Setelah hening beberapa saat tiba-tiba dari sudut ruangan terdengar suara yang berkata ,”Ya itu karena anjing-anjing sudah tidak menyukai kita lagi!”

Seperti armada penjualan yang menyalahkan anjing atas hasil penjualan yang mereka dapatkan demikian juga kebanyakan orang. Kebanyakan dari kita sudah terkondisi menyalahkan sesuatu di luar diri kita sendiri ketika kita mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita menyalahkan orangtua kita, atasan kita, teman kita, rekan kerja kita, pasangan hidup kita, cuaca, keadaan ekonomi – siapa pun dan apa pun yang bisa kita jadikan kambing hitam.

Selain menyalahkan, maka banyak orang akan membuat alasan kenapa mereka tidak mendapatkan hasil yang mereka harapkan. Alasan yang sering dipakai diantaranya pendidikan yang rendah, kurang pengalaman, kurang dukungan, dan lain-lain.

Yang terakhir yang sering orang lakukan ketika tidak mendapatkan hasil yang mereka harapkan adalah dengan cara membenarkan diri. Kalau ditanya kenapa teman-temannya sudah sukses, maka jawabnya ,”Kamu tidak tahu dia kan anak orang kaya, punya fasilitas, punya koneksi ya pastilah sukses.” Tapi kalau kita tanya apakah ada orang miskin yang kemudian sukses maka dia juga akan menjawab ,”Ya pasti ada!” Kalau kemudian kita tanya ,”Kenapa orang miskin bisa sukses/” Maka dia akan menjawab ,”Ya sudah jelas karena dia miskin maka mau tidak mau dia harus berjuang keras dan kalau dia berjuang keras maka sudah pasti dia itu sukses.” Kalau kita tanya lagi ,”Kalau begitu kenapa kamu belum sukse?” Maka dia akan segera menjawab ,”Saya kan dari golongan menengah maka semangat saya juga menengah-menengah saja.”

Kenyataannya adalah kita tidak akan pernah menjadi sukses hanya dengan menyalahkan, memberi alasan ataupun membenarkan diri. Kita hanya bisa mencapai kesuksesan besar dalam hidup ini kalau kita mau bertanggung jawab 100%. Bertanggung jawab 100% berarti kita mau mengakui bahwa kita menciptakan semua yang terjadi pada diri kita. Kita adalah penyebab bukan akibat. Hal ini berarti bahwa kita harus berhenti menyalahkan, membuat alasan, dan membenarkan diri. Kita harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Ada sebuah rumus yang sangat sederhana dari Dr. Robert Resnick, seorang psikoterapis di Los Angeles yang semakin memperjelas gagasan tentang bertanggung jawab 100%. Inilah rumus itu:


E + R = O
(Event + Response = Outcome)


Yang artinya, Peristiwa + Reaksi = Hasil. Dari rumus ini kita bisa melihat bahwa ada 2 hal yang mempengaruhi hasil yang kita dapat yaitu peristiwa dan reaksi kita terhadap peristiwa tersebut. Menurut Anda mana yang lebih penting: peristiwanya atau reaksi kita terhadap peristiwa tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita lihat kisah dua orang bersaudara yang berasal dari Toronto. Salah satu dari mereka adalah pemakai obat-obatan terlarang dan pemabuk yang sering mengacaukan keluarganya. Seorang yang lain adalah seorang pengusaha sukses yang dihormati oleh masyarakat dan memiliki keluarga yang bahagia. Banyak orang betanya-tanya mengapa dua bersaudara yang berasal dari orang tua yang sama, dibesarkan dalam lingkungan yang sama, dapat menjadi sangat berbeda.

Orang yang pertama ditanya, “Bagaimana Anda bisa seperti itu? Anda adalah pemakai obat-obatan terlarang dan pemabuk yang selalu mengacau keluarga Anda. Kenapa Anda berbuat demikian?” Ia menjawab, “Ini semua gara-gara ayah saya. Ayah saya adalah pemakai obat-obatan terlarang, pemabuk, dan pengacau keluarga. Jadi saya tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang sudah ayah saya lakukan.”

Kemudian saudaranya yang sudah menjadi pengusaha sukses juga ditanya, “Bagaimana Anda dapat melakukan segala sesuatu dengan baik?” Dan coba tebak apa jawabnya? “Ayah saya. Ketika saya masih kecil, saya sering melihat ayah saya mabuk dan melakukan banyak hal yang buruk. Oleh sebab itu saya bertekad kalau sudah besar saya akan menjadi seorang pengusaha yang sukses.”

Dari cerita di atas kita bisa melihat dua orang yang mengalami Peristiwa yang sama tetapi masing-masing mempunyai hasil yang berbeda. Yang seorang hidupnya kacau sementara yang lain hidupnya sukses. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa Reaksi kita terhadap sebuah peristiwa jauh lebih penting daripada Peristiwanya sendiri.

Jadi jelas sekali bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan hasil yang kita inginkan dengan cara menyalahkan, memberi alasan ataupun membenarkan diri. Jika kita di bawah target atau kegemukan maka semua alasan hebat takkan mengubahnya. Satu-satunya hal yang akan mengubah hasil adalah dengan cara kita mengubah reaksi kita. Milikilah prospek yang lebih banyak, ikuti pelatihan penjualan, ubah penampilan kita, ubah pola makan kita, konsumsi lebih sedikit kalori, dan berlatihlah lebih sering – semua itu adalah hal-hal yang akan menimbulkan perbedaan.

Selasa, 06 Juli 2010

Belajar Dari Seorang Pemulung


Sulit dipercaya, seorang pemulung meninggalkan kekayaan satu juta pound streling atau Rp 13,8 miliar, ketika meninggal. Pemulung bernama Curt Degerman atau yang biasa dijuluki 'Tin-Can-Curt' itu, ternyata pintar berinvestasi di pasar saham dengan uang receh yang dikumpulkannya sedikit demi sedikit.

Pria yang bergaya hidup sederhana itu, diluar waktunya mengumpulkan kaleng dan botol bekas dari tempat sampah, masih menyempatkan datang ke perpustakaan. Di tempat itu dia biasanya kedapatan tengah asyik mempelajari pasar saham di koran ekonomi.
"Dia pergi ke perpustakaan setiap hari karena dia tidak mampu membeli koran. Tapi dia tahu pasar saham," kata sepupunya saat kematiannya. Degerman meninggal akibat serangan jantung, di usianya ke 60.
Beberapa waktu setelah kematian Degerman, para kerabatnya mendapati bahwa dia memiliki portofolio saham dan saham senilai lebih dari 700.000 pound sterling. Dia juga memiliki 124 batang emas senilai 250.000 pound sterling.
Tak hanya itu, pria yang gemar bersepeda tersebut juga memiliki rumah sendiri dan memiliki lebih dari 4.000 pound sterling di rekening bank. Lebih dari 270 pound sterling uang receh ditemukan di rumahnya.
Dari kisah di atas kita bisa melihat ada 2 faktor yang membuat seorang Curt Degerman bisa mengubah hidupnya dari seorang pemulung menjadi pakar investasi. 2 faktor itu adalah:
1. Gaya Hidup Sederhana
Salah satu strategi untuk mengakumulasikan kekayaan adalah dengan gaya hidup sederhana. Banyak orang tidak peduli berapa besar pun penghasilan yang ia dapatkan tetap tidak dapat mengumpulkan kekayaan. Hal ini disebabkan seluruh penghasilannya dihabiskan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.
Dari pengalaman saya selama ini saya melihat bahwa besarnya penghasilan tidak menjamin seseorang menjadi kaya. Ada orang punya penghasilan 50 juta setiap bulan tetapi pengeluarannya juga 50 juta setiap bulan. Hasilnya dia sama sekali tidak mengumpulkan apa pun dari penghasilan yang ia dapatkan. Penghasilannya dihabiskan untuk cicil rumah, cicil mobil, cicil motor, cicil HP, dll. Sebaliknya ada orang yang bisa mengumpulkan 500 ribu per bulan dari penghasilannya yang hanya 5 juta per bulan. Maka dapat kita pastikan bahwa dalam waktu beberapa tahun ke depan orang dengan penghasilan 5 juta per bulan akan mengumpulkan kekayaan jauh lebih banyak dibanding orang yang punya penghasilan 50 juta per bulan.
Curt Degerman sudah membuktikannya, meskipun berprofesi hanya sebagai pemulung dia bisa mempunyai kekayaan yang luar biasa karena gaya hidupnya yang sederhana.
2. Investasikan Waktu untuk Hal-Hal yang Produktif
Setiap orang punya waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai waktu lebih dari 24 jam seharinya. Setiap orang tidak peduli pria – wanita, tua – muda, kaya – miskin semuanya hanya diberi waktu 24 jam setiap harinya.
Kalau setiap orang mempunyai waktu yang sama dalam sehari lalu kenapa ada orang yang bisa berhasil dan menjadi kaya sementara yang lain hidupnya terus mengalami kemunduran dan menjadi miskin, dimana letak perbedaannya?
Perbedaannya adalah pada bagaimana mereka memanfaatkan waktu mereka. Orang-orang yang berhasil memanfaatkan waktu mereka untuk hal-hal yang produktif yang membawa mereka semakin dekat pada impian mereka. Sementara orang-orang yang gagal hanya menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak produktif seperti bermalas-malasan, bergosip, dll.
Curt Degerman bisa mentransformasi hidupnya dari seorang pemulung menjadi pakar investasi itu karena dia selalu menginvestasikan waktunya untuk belajar investasi.
Apakah Anda ingin menjadi orang yang berhasil dan kaya? Milikilah gaya hidup sederhana dan investasikan waktu Anda untuk hal-hal yang produktif.

Jumat, 02 Juli 2010

8 Prinsip Kesuksesan



1. Masa lalu tidak sama dengan masa yang akan datang
Sylverter Stallone sebelum menjadi bintang film terkenal, dia sangat miskin. Ia ditolak ratusan kali tetapi ia berprinsip “Masa lalu tidak sama dengan masa yang akan datang. Hari ini tidak diterima, tidak berarti akan ditolak selamanya.”
2. Tidak ada kegagalan, hanya ada keberhasilan
“Sukses itu tidak final sifatnya dan kegagalan itu tidak fatal sifatnya.” Winston Churchill
“Kegagalan bukan berarti jatuh. Kegagalan berarti tetap disana bila Anda sudah jatuh.” Anonim Thomas Alfa Edison (1847 – 1931) dalam penciptaan lampu bola, gagal 9.999 kali. Banyak temannya menyarankan agar ia menghentikan percobaan tersebut. Tetapi ia menjawab, “Aku tidak gagal, aku berhasil membuktikan bahwa 9.999 jenis bahan mentah ini tidak bisa dipakai. Aku akan meneruskan percobaan ini sampai menemukan bahan yang cocok.
3. Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan saya
Ingatlah selalu, orang sukses senantiasa mencari jalan, sedangkan orang gagal selalu mencari alasan.
4. Semua yang terjadi adalah yang terbaik
Setiap kali muncul masalah atau tantangan, beri tahulah diri sendiri, “Apapun yang diberikan oleh Tuhan, pasti ada alasannya. Semua pasti ada hikmahnya guna menunjang kesuksesan kita.”
5. Kalau saya mau, saya pasti bisa!
Sekalipun buta, tuli dan bisu, Hellen Keller tidak kehilangan semangat untuk menjalani hidupnya dan bercita-cita menjadi pendidik. Ia percaya bahwa apabila seorang berani menghadapi cahaya matahari, maka bayanh-bayang akan tertinggal dibelakangnya. Akhirnya impiannya menjadi kenyataan.
Napoleon Bonaparte pernah berkata, “Tidak mungkin adalah kata yang hanya muncul di kamus orang bodoh.”
Robert Schuller mengatakan “masa – masa sulit tidak pernah berakhir, namun orang-orang tegar selalu dapatmengatasinya).
6. Tidak ada kesuksesan tanpa Komitmen
Michael Jackson mulai berlatih menari sejak usia 5 tahun. Ia melakukan latihan 2 jam setiap hari dan tidak pernah berhenti selama 30 tahun.
Jachie Chan, superstar Asia, berusaha lebih dari 30 tahun baru menjadi seorang bintang film internasional.
“Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka ke titik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah.” Thomas Edison
7. Orang yang ingin sukses tidak pernah putus asa
Mohammad Ali, “Hanya orang yang pernah merasakan getirnya kekalahan yang dapat menjangkau jiwanya dan bangkit kembali dengan kekuatan yang sedikit lebih besar, yang dibutuhkannya untuk menang ketika pertandingannya seri.”
8. Tidak ada sesuatu yang abadi, perubahan adalah abadi
Mahatir Mohammad, “Milenium baru akan membawa tantangan baru di semua bidang. Kita tidak bisa lari dari perubahan ini. Yang penting adalah bahwa kita siap menanggung semua peristiwa dan meraih kesempataan yang bisa kita peroleh dari perubahan ini.”

Kamis, 01 Juli 2010

Bahagia Dulu Baru Sukses


Para guru spiritual mengatakan : " Kebahagiaan adalah sebuah jalan, bukan tujuan ". Ada juga yang mengatakan " Carilah Kerajaan Surga Terlebih Dahulu, maka segalanya akan di tambahkan kepadamu ".
Berdasarkan kedua kalimat di atas, sangat jelas di katakan bahwa kunci kesuksesan sebetulnya terlebih dahulu mengalami kebahagiaan. Oleh karena itu dalam mengerjakan apapun, dahulukan kegembiraan, have fun, nikmati apa yang sedang anda kerjakan dan temukan kebahagiaannya. Jangan terlalu terikat pada hasil atau mengkawatirkan hasilnya , pasrahkan saja hasilnya. Bila anda fokus pada apa yang sedang anda kerjakan, hadir secara penuh dan menyadari apa yang sedang anda kerjakan. Tentunya akan membuahkan hasil yang baik bagi anda.
Hubungan antara kebahagiaan dan kesuksesan juga pernah diteliti oleh sebuah tim dari University of California yang dipimpin oleh Professor Sonja Lyubomirsky.
Pertama-tama mereka bertanya kepada orang-orang tentang berbagai aspek dalam hidup mereka. “Sebagai contoh, mereka menunjukkan bahwa orang yang bahagia cenderung mempunyai penghasilan yang lebih baik,” kata Prof Lyubomirsky. Setelah menemukan hubungannya, mereka ingin mencari tahu penyebabnya.
“Selalu orang berasumsi bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kebahagiaan adalah penyebab kebahagiaan, tetapi bisa juga terjadi sebaliknya – bahwa hal-hal itu justru disebabkan oleh kebahagiaan,” kata Proffessor Ed Diener dari University of Illinois, pada salah satu tulisannya.
Penelitian lain menunjukkan bahwa mempunyai kehidupan yang bahagia cenderung menarik keberuntungan.
“Ada bukti yang kuat bahwa kebahagiaan membawa orang-orang lebih ramah, lebih dermawan, lebih produktif dalam pekerjaan, mendapat penghasilan yang lebih besar dan mempunyai kekebalan tubuh yang lebih kuat,” kata Prof Lyubomirsky.
Sementara itu penelitian membuktikan bahwa pemberian semangat bisa menghasilkan kesuksesan “Membuat orang-orang berbahagia menyebabkan mereka membuat uang yang lebih banyak dalam suatu simulasi komputer.”
Penelitian menunjukkan sementara kesuksesan bisa membuat orang lebih bersemangat, orang-orang ini tetap membutuhkan kebahagiaan untuk mendapatkan kesuksesan.
Kenapa kebahagiaan bisa mendatangkan kesuksesan? Para peneliti mengemukakan bahwa orang-orang yang merasa kehidupannya berjalan baik, “lebih bisa memaksimalkan sumber daya dan pertemanan mereka; mereka lebih bisa mengambil peluang untuk mengembangkan kemampuan mereka; atau mereka lebih bisa memanfaatkan waktu mereka untuk mengembalikan energi mereka yang terpakai setelah usaha yang keras.” Dengan kata lain, ketika kita tidak menghabiskan energi kita untuk bersikap murung, bersedih, kecewa, frustasi, dan marah, kita bisa memanfaatkan energi kita untuk mewujudkan impian-impian kita.
“Ketika orang merasa bahagia,” Lyubomirsky melanjutkan, “mereka cenderung merasa yakin, optimis, dan berdaya, dan orang-orang lain mendapati mereka sebagai orang yang enak diajak bergaul. Jadi jelas orang-orang yang berbahagia lebih diuntungkan dalam hal ini.”
Ketika kita bahagia, kita cenderung mau menerima tantangan, mengembangkan pergaulan, belajar keahlian baru dan senang untuk belajar hal-hal yang baru. Jika ada mau mengembangkan diri Anda, maka menjadi bahagia adalah strategi yang efektif. Dan sekali lagi kesuksesan selalu berbanding lurus dengan pengembangan kepribadian kita.

Saya Hanya Mendengar Suara Hati Saya

Seorang miliuner Austria, Karl Rabeder, memberikan setiap sen kekayaanya senilai total 3 juta poundsterling atau setara Rp 50 miliar setelah menyadari kekayaannya tidak membuat dirinya bahagia.

Rabeder (47), pengusaha sukses dari Telfs, kini tengah menjual vila mewah dengan danaunya serta pemandangan pengunungan Alps yang spektakuler senilai Rp 21 miliar. Dia juga menjual rumah pertanian dari batu serta belasan hektar lahan di sekitaranya di Provence dengan nilai Rp 10 miliar, serta enam koleksi pesawat terbang layang senilai Rp 6 miliar dan sebuah mobil audi mewah senilai Rp 700 juta. Selain itu, dia telah menjual perabot interior dan aksesori bisnis, dari vas hingga bunga artifisial.


"Rencana saya adalah untuk tidak menyisakan apa pun. Tidak memiliki apa pun," katanya kepada The Daily Telegraph pada awal pekan ini. "Uang itu kontraproduktif, uang menghalangi datangnya kebahagiaan."

Ia akan keluar dari rumah mewahnya itu, lalu menyepi ke sebuah pondok kayu kecil yang ciamik di pengunungan tersebut atau ke sebuah rumah sederhana di Innsbruck. Semua hasil penjualan hartanya akan menjadi modal untuk lembaga amal yang dia dirikan di Amerika Tengah dan Latin, tetapi ia tidak akan mengambil gaji dari situ.


"Lama saya meyakini bahwa dengan banyak kekayaan dan kemewahan berarti secara otomatis akan lebih membahagiakan," katanya. "Saya berasal dari kerluarga yang sangat miskin, yang aturanya adalah bekerja lebih keras untuk mencapai hal-hal material yang lebih banyak dan saya melakukan hal itu bertahun-tahun," kata Rabeder.


Namun, dia kemudian merasakan sesuatu yang lain, perasaan yang justru bertentangan dengan keyakinan awalnya. "Semakin sering saya mendengar kata-kata, 'Hentikan apa yang Anda lakukan sekarang, segala kemewahan dan konsumerisme ini, dan mulailah hidupmu yang sesungguhnya,'" katanya. "Saya merasa, saya bekerja laksana budak untuk hal-hal yang tidak saya ingin atau butuh. Saya kira bahwa ada banyak orang lain yang melakukan hal yang sama."


Bagaimanapun, selama bertahun-tahun dia tidak cukup berani untuk menghentikan semua hal yang memerangkap kenyamanan eksistensinya. Akhirnya titik balik itu terjadi saat dia berada dalam liburan selama tiga minggu bersama istrinya di Kepulauan Hawaii.


"Itu merupakan guncangan terbesar dalam hidup saya ketika saya menyadari betapa mengerikan dan tanpa perasaannya kehidupan bintang lima itu," katanya. "Dalam tiga minggu tersebut, kami menghabiskan semua uang yang mungkin dapat Anda belanjakan. Namun, dalam keseluruhan waktu itu, kami merasa bahwa kami tidak menemukan seorang pribadi yang nyata, semuanya aktor. Para staf memainkan peran untuk ramah dan para tamu memainkan peran sebagai orang penting dan tidak seorang pun nyata."


Dia memiliki perasaan bersalah yang sama ketika melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan Afrika. "Saya semakin mendapatkan sensasi bahwa ada hubungan antara kekayaan kami dan kemiskinan mereka," katanya. Tiba-tiba dia menyadari, "Jika saya tidak melakukan ini sekarang, saya tidak pernah melakukan hal ini dalam sisa hidup saya."


Maka, Rabeder memutuskan untuk mengundi rumahnya di Alpine. Ia menjual sebanyak 21.999 tiket lotere, masing-masing hanya seharga 87 poundsterling. Rumah di Provence di Desa Cruis dijual oleh agen properti lokal.

Semua uang akan disalurkan untuk usaha kredit mikro yang menawarkan pinjaman skala kecil kepada warga Amerika Latin dan membangun bantuan strategis untuk pemberdayaan diri orang-orang di El Salvador, Honduras, Bolivia, Peru, Argentina, dan Cile.


Sejak menjual hartanya, Rabeder mengatakan bahwa dirinya merasa bebas, tidak lagi merasa terbebani. Namun, dia mengatakan, ia tidak akan menghakimi orang kaya yang memilih untuk terus menumpuk kekayaan. "Saya tidak punya hak untuk memberikan nasihat bagi orang lain. Saya hanya mendengar suara hati saya."