Your Ad Here

Senin, 26 Juli 2010

Tabur Tuai

Apa yang kita yang kita beri itu juga yang akan kita terima. Ingat tentang hukum tabur tuai, bila kita memberi kita juga akan menerima dari apa yang telah kita taburkan. Bila kita menabur kebaikan kita pasti juga menuai kebaikan dan sebaliknya kalau kita menabur kejahatan maka kita juga pasti akan menuai kejahatan. Berikut saya ingin membagikan beberapa kisah yang membuktikan bagaimana hukum tabur tuai berlaku dalam kehidupan kita:

1. Seorang pengemudi taksi di Inggris mendapat warisan 250.000 pound sterling atau lebih dari Rp 3 miliar dari salah seorang penumpang langganannya. Selama 20 tahun Don Pratt, sopir taksi itu, dan istrinya Gill mengantar-jemput Mary Watson ke dan dari toko, tempat praktik dokter dan tujuan-tujuan lain di kawasan Newquay tempat dia tinggal.

Sepuluh tahun silam Ny. Mary Watson pindah ke tempat lain dan meninggal pada usia 86 tahun bulan Desember 2009, meninggalkan kekayaan, termasuk sebuah rumah kecil dan tabungan senilai £250,000. Don Pratt, 65 tahun, sendiri telah menjual perusahaan jasa taksi miliknya dan pensiun. Ny. Mary Watson menjadi langganan jasa Don’s Cabs setelah Don Pratt menawarkan untuk mengantarkan barang belanjaannya ke rumahnya. Pratt mengatakan: “Saya selalu mencoba membantu orang tua, sebab suatu hari kelak anda sendiri akan memerlukan bantuan semacam itu,’ demikian alasannya.

Menurut Pratt, Mary Watson selalu memberikan tip dan sekitar 12 tahun lalu dia meminta dia menjadi salah seorang saksi ketika wanita tersebut menikah lagi. Ny. Mary Watson belakangan pindah dari Newquay ke Northampton 10 tahun silam, tapi Don Pratt dan istrinya masih sering berhubungan dengan nenek itu sampai sekitar dua tahun sebelum dia meninggal.

“Pengacaranya menghubungi kami untuk memberitahukana bahwa dia memasukkan kami dalam surat wasiatnya,” katanya. Pratt mengatakan dia mula-mula dia tidak yakin wanita itu meninggalkan seluruh uangnya untuk mereka.

2. Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar, tapi dia hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai Gantinya ia minta air.
Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tersebut tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.

"Berapa harus kubayar segelas susu ini?" kata anak itu.

"Kau tidak harus membayar apa-apa," jawab si gadis. "Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang ku lakukan."

"Bila demikian, kuucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku."

Howard Kelly (nama si anak kecil tersebut) lalu meninggalkan rumah itu. Ia tidak saja merasa lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Tuhan dan kepercayaannya pada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.

Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah. Para dokter setempat merasa kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.

Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly. Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada pasien.

Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu dipinggirnya. Tagihan tersebut kemudian dikirimkan ke kamar pasien.

Si pasien takut membuka amplop karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.

Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu

Telah dibayar lunas dengan segelas susu.

tertanda
Dr Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati, Terima kasih Tuhan, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia

3. Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

“Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?” tanya sang suami. Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. “Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata.
“Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini.”

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja,” kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda.”

Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut.
Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia kesudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

“Itu,” kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola”.
“Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda. “Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Tanam dan taburlah kebaikan dimana saja dan kepada siapa saja, tanpa harus berharap imbalan. Kita tidak perlu terlalu berharap imbalan karena secara otomatis hukum alam akan merespon dengan mengembalikan kebaikan kita secara pasti. Adakah dalam suatu pertandingan olahraga, para pemain yang bertanding bisa memenangkan pertandingan hanya dengan melihat papan score dan berharap angka pada papan tersebut berubah??? Tidak kan!!!! kalau mau memenangkan pertandingan, maka pemain yang bertanding harus mengeluarkan segala kemampuannya, taktik dan strategi yang terbaik maka papan nilai akan berubah menyesuaikan dengan scorenya.

Jadi kita tidak perlu berharap, karena imbalan yang akan kita peroleh akan menyesuaikannya secara otomatis. Ingat : Pemberi terbaik biasanya juga adalah penerima terbaik.

GIVING THE BEST RECEIVE THE BEST!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar